donderdag 3 januari 2008

Migren Journal Artikle

TUGAS MIGREN dr.Inayati..

ARYA PRADANA
TUTORIAL5
20050310215

A.Pengertian

MIGREN ADALAH Nyeri kepala yang idiopatik dengan serangan nyeri yang berlansung 4-72 jam,iasanya unilateral namun juga bias bilateral intensitas nyeri itu sedang berat diperhebat atau bertambah dengan adanya tambahan aktivitas fisik data disertai nausea
Namun Seringkali gejala migren hanya dianggap sakit kepala biasa, sehingga orang yang mengalaminya hanya mengatasi keluhan tersebut dengan obat-obatan pereda nyeri (analgetik) biasa. Akibatnya, masalah migren ini menjadi berlarut-larut, dan semakin sulit ditangani. Terkadang migren baru disadari sebagai masalah yang serius, setelah nyeri kepala terjadi terus-menerus dan tidak hilang dengan obat-obatan yang biasa diminum. Penanggulangan migren memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Terapi dengan obat-obatan dapat mengatasi gejala dan mencegah serangan migren, namun bukanlah hal utama. Penanggulangan yang menyeluruh memerlukan pengetahuan terhadap gejala, pola serangan, obat-obatan yang tepat, dan terutama faktor pencetus serta faktor yang memperberat migren.

B.GEJALA-GEJALA MIGREN
Migren merupakan suatu penyakit kronis, bukan sekedar sakit kepala. Secara umum terdapat 4 fase gejala, meskipun tak semua penderita migren mengalami keempat fase ini. Keempat fase tersebut adalah : fase prodromal, aura, serangan, dan postdromal.

Fase Prodromal

Fase ini terdiri dari kumpulan gejala samar / tidak jelas, yang dapat mendahului serangan migren. Fase ini dapat berlangsung selama beberapa jam, bahkan dapat 1-2 hari sebelum serangan. Gejalanya antara lain:
Psikologis : depresi, hiperaktivitas, euforia (rasa gembira yang berlebihan), banyak bicara (talkativeness), sensitif / iritabel, gelisah, rasa mengantuk atau malas.
Neurologis : sensitif terhadap cahaya dan/atau bunyi (fotofobia & fonofobia), sulit berkonsentrasi, menguap berlebihan, sensitif terhadap bau (hiperosmia)
Umum : kaku leher, mual, diare atau konstipasi, mengidam atau nafsu makan meningkat, merasa dingin, haus, merasa lamban, sering buang air kecil.

Aura

Umumnya gejala aura itu dirasakan mendahului serangan migren. Secara visual, aura dinyatakan dalam bentuk positif atau negatif. Penderita migren dapat mengalami kedua jenis aura secara bersamaan. Aura positif tampak seperti cahaya berkilauan, seperti suatu bentuk berpendar yang menutupi tepi lapangan pengelihatan. Fenomena ini disebut juga sebagai scintillating scotoma (scotoma = defek lapang pandang). Skotoma ini dapat membesar dan akhirnya menutupi seluruh lapang pandang. Aura positif dapat pula berbentuk seperti garis-garis zig-zag, atau bintang-bintang.Aura negatif tampak seperti lubang gelap/hitam atau bintik-bintik hitam yang menutupi lapangan pengelihatannya. Dapat pula berbentuk seperti tunnel vision; dimana lapang pandang daerah kedua sisi menjadi gelap atau tertutup, sehingga lapang pandang terfokus hanya pada bagian tengah (seolah-seolah melihat melalui lorong). Gambar 01. Contoh aura positif berupa bentuk berpendar pada salah satu bagian lapang pandang (= scintillating scotoma)Gambar 02. Contoh aura negatif berupa bayangan gelap yang menutupi kedua sisi lapang pandang (dilihat dari 1 mata), fenomena ini disebut juga “tunnel vision”Beberapa gejala neurologis dapat muncul bersamaan dengan timbulnya aura. Gejala-gejala ini umumnya: gangguan bicara; kesemutan; rasa baal; rasa lemah pada lengan dan tungkai bawah; gangguan persepsi pengelihatan seperti distorsi terhadap ruang; dan kebingungan (confusion).

Fase Serangan

Tanpa pengobatan, serangan migren umumnya berlangsung antara 4-72 jam. Migren yang disertai aura disebut sebagai migren klasik. Sedangkan migren tanpa disertai aura merupakan migren umum (common migraine). Gejala-gejala yang umum adalah:
Nyeri kepala satu sisi yang terasa seperti berdenyut-denyut atau ditusuk-tusuk. Nyeri kadang-kadang dapat menyebar sampai terasa di seluruh bagian kepala
Nyeri kepala bertambah berat bila melakukan aktivitas
Mual, kadang disertai muntah
Gejala gangguan pengelihatan dapat terjadi
Wajah dapat terasa seperti baal / kebal, atau semutan
Sangat sensitif terhadap cahaya dan bunyi (fotofobia dan fonofobia)
Wajah umumnya terlihat pucat, dan badan terasa dingin
Terdapat paling tidak 1 gejala aura (pada migren klasik), yang berkembang secara bertahap selama lebih dari 4 menit. Nyeri kepala dapat terjadi sebelum gejala aura atau pada saat yang bersamaan.

Fase Postdromal

Setelah serangan migren, umumnya terjadi masa prodromal, dimana pasien dapat merasa kelelahan (exhausted) dan perasaan seperti berkabut.
Migren Persisten Pada beberapa kasus, migren berlangsung terus-menerus dan dalam waktu lama. Kondisi ini disebut sebagai migren persisten. Migren persisten dapat disebabkan oleh beberapa hal :Rebound Migraine : penyebab paling sering terjadinya rebound migraine adalah akibat apa yang disebut sebagai efek-pantulan / efek bola pantul (rebound-effect). Efek-pantulan merupakan suatu siklus yang terjadi akibat penggunaan yang berlebihan (overuse) obat-obatan migren. Siklus ini melibatkan beberapa aspek :
Pasien umumnya telah menggunakan obat anti-nyeri (analgesik) selama lebih dari 3 hari dalam seminggu secara terus-menerus.
Nyeri kepala rebound terjadi saat pasien menghentikan pemakaian obat-obatan analgesik tersebut.
Akibat nyeri rebound ini, pasien kemudian meminum lagi obat-obatan analgesik
Akhirnya nyeri kepala menjadi persisten dan obat-obatan tidak lagi efektif. Obat-obatan yang pada penggunaan terus-menerus dalam jangka lama dapat memicu terjadinya rebound migraine meliputi : analgesik ringan (aspirin, parasetamol/ asetaminofen, ibuprofen); hipnotik-sedatif (diazepam, lorazepam, alprazolam, fenobarbital, chloral hydrate, dll); narkotika; obat-obatan migren; obat-obatan yang mengandung kafein (kafein yang berlebihan dapat pula mengakibatkan kondisi ini).

Transformed Migraine : pada beberapa kasus, migren dapat berkembang ke arah nyeri kepala harian dan kronik. Kondisi ini disebut juga sebagai transformed migraine. Nyeri kepala ini mirip dengan nyeri kepala tipe tegang. Pasien umumnya mengeluh nyeri akibat rasa tegang, kaku, seperti dijepit. Sering dirasakan pada daerah belakang kepala, leher, dan bahu; namun dapat juga dirasakan di dahi, atau bahkan seluruh kepala).

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI MIGREN Terapi obat dilakukan melalui konsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis obat yang akan diberikan, cara penggunaannya. Pemberian obat memerlukan kontrol ketat. Penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya nyeri kepala kronik yang sukar disembuhkan. Akibatnya dapat terjadi gejala putus obat pada penghentian terapi atau gejala rebound migraine. Secara umum, terapi medikamentosa migren dibagi ke dalam 2 strategi :

terapi abortif, yang dilakukan untuk menghentikan serangan. Obat-obatan yang digunakan untuk terapi abortif meliputi : analgesik (paracetamol, aspirin) atau anti-inflamasi non steroid (ibuprofen, naproxen); agonis serotonin (sumatriptan), alkaloid ergot (ergotamine, methysergide); neuroleptik (chlorpromazine,prochlorperazine); dan steroid (deksametason, hidrokortison).

terapi profilaksis, yang dilakukan untuk mencegah serangan yang akan datang. Obat-obatan untuk terapi profilaksis meliputi : anti-depressant (amitriptyline, fluoxetine, imipramine); beta-blocker (propanolol, atenolol, metoprolol); calcium channel blocker (diltiazem, nifedipine, verapamil); OAINS; antagonis serotonin (methysergide, cyproheptadine); dan anti-konvulsan.

KESIMPULAN DARI TUGAS MIGREN

Kesimpulannya migren adalah suatu nyeri kepala yang dpt menyerang siapapun tanpa terbatas umur.dan dapat diperparah oleh aktivitas fisik maupun factor outcome atau factor pencetus seperti menopause pada wanita,makanan-makanan tertentu,hormonal obat-obatan,panas,benturan dan masih banyak lagi.

Migren dapat diatasi dengan obat-obatan namun lebih baik bisa dapat dicegah atau tidak dengan terapi medika mentosa..dengan istirahat yang cukup migren pun dapat diatasi dengan tambahan seperti olahraga terapi ini bias dijadikan suatu pilihan terapi untuk pasien yang alergi akan suatu obat-obat tertentu.

Dan dapat mengurangi factor-faktor pencetus dari luar seperti merokok,panas aktivitas fisik yang berlebih kecuali olahraga aerobic dan menopause yang memang sudah pasti didapat oleh setiap wanita yang akan memasuki masa-masa itu.

Hampir sekitar 70% migren didapat biasanya dimulai dari remaja hingga dewasa muda,kemudian cenderung berhenti pada usia decade ke 5 dan ke6

Jenis-jenis migren terdapat bermacam-macam seperti

1.migren komplikata : Pada migren ini timbul deficit neurologist yang timbul akan menetap karena terjadi infark serebri.oleh karena itu ergotamine tidak dapat diberikan karena dapat memperberat infark tersebut

2.migren klasik : didahului oleh aura visual berupa skotoma, kilatan cahaya,penglihatan kunang-kunang atau akan timbul garis putih-hitam,atau penlihatan kabur selama 10 sampai 20 menit.lalu akan timbul timbul nyeri kepala berdenyut yang akan timbul antara waktu 1-6 jam.

3.Migren umum : Nyeri kepala tanpa gejala prodormal dan biasanya berlangsung lebih lama

4.Migren Asosiasi : Pada nyeri kepala ini akan timbul deficit neurologist yang akan timbul yang bersifat hanya sementara,dan deficit neurologist ini biasanya mendahului walaupun banyak yang juga setelah nyeri kepala.

Dengan terapi medikamentosa yaitu ergotamine dengan dosis oral 1mg.bisa juga diberikan obat-obatan lain seperti dihidroergotamin yang merupakan agonis reseptor 5-HT1 yang aman menghilangkan efek migren namun ber efek samping mual – mual.

Geen opmerkingen: